Cara Mengisi Waktu Luang Siswa Pelajar Sekolah Setelah Pulang Sekolah

Setelah jam pelajaran sekolah berakhir anak-anak sekolah dipersilahkan meninggalkan sekolah untuk kembali kepada orangtua atau walinya dengan membawa setumpuk tugas-tugas dari sekolah.  Anak-anak sekolah pun dituntut untuk dapat mengatur sedemikian rupa waktu luangnya agar bisa menjadi manusia yang mandiri siap terjun ke masyarakat.  Memang bukan hal yang mudah mengubah anak-anak menjadi orang dewasa yang sesuai dengan harapan, namun hal itu dapat terwujud apabila ada kesadaran dan kerja keras dari si pelajar dan juga adanya dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya.  Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh para siswa di waktu senggangnya agar manjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan mapan dalam waktu yang relatif singkat.

Beberapa Hal yang Dapat Dilakukan Siswa Siswi Pelajar Sekolah dalam Mengisi Waktu Luangnya :

1. Istirahat yang Cukup

Sepulang sekolah sebaiknya seorang siswa sekolah mengistirahatkan dirinya dengan tidur siang.  Tidur dua atau tiga jam sudah lebih dari cukup untuk mengembalikan stamina dan konsentrasi untuk melanjutkan aktivitas hingga malam hari.  Jika tidak tidur siang, maka seseorang bisa terkena serangan kantuk di malam hari sebelum waktu tidur tiba serta memiliki daya konsentrasi yang kurang maksimal.

2. Mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah)

Sekolah memang biasanya memberikan berbagai tugas tambahan kepada para siswa agar para siswa pelajar mau belajar di rumah.  PR biasanya bertujuan agar seorang murid sekolah mau mengingat pelajaran yang telah diberikan oleh Bapak Ibu gurunya maupun sekedar mempersiapkan para murid dalam menghadapi materi pelajaran berikutnya.  Namun terkadang PR yang diberikan terlalu banyak sehingga menyita waktu, tenaga, dan pikiran dari seorang murid.  Jika waktu telah banyak tersita untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, maka agenda kegiatan lainnya pun terbengkalai termasuk kegiatan bercengkrama dengan keluarga.

3. Mempelajari Keahlian Baru

Setiap siswa tidak boleh lengah karena terlalu mengandalkan materi pendidikan dari sekolah untuk dijadikan bekal masa depannya.  Padahal materi pelajaran yang diberikan sekolah hanya bersifat pengetahuan dasar dan umum sehingga kurang begitu digunakan dalam dunia kerja yang sebenarnya.  Untuk itulah para siswa dituntut untuk dapat menguasai berbagai keahlian dan keterampilan yang dapat dijadikan modal dasar untuk bekerja di perusahaan maupun untuk berwirausaha membangun bisnis sendiri.  Sekolah lebih banyak mengedepankan teori, kecuali smk yang agak seimbang antara teori dengan praktek.

Contoh keahlian yang perlu dikejar oleh para pemuda dan pemudi adalah seperti agama, komputer, kedokteran, obat-obatan herbal, hukum, manajemen bisnis, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, pertambangan, otomotif, mesin, robotik, internet, jasa konsultan, tata boga, tata busana, bangunan, dan lain sebagainya.  Berbagai keahlian yang diremehkan pun juga patut dipelajari karena sifatnya yang dibutuhkan terus-menerus seperti tukang sol sepatu, tukang service barang elektronik, tukang cuci, tukang masak, tukang batu, dan lain sebagainya.  Keahlian dasar sangat berguna saat kondisi darurat dan juga apabila dikelola dengan baik bisa menjadi suatu usaha yang kuat dan besar.

4. Wirausaha

Setiap siswa sebaiknya belajar untuk berwirausaha untuk mempersiapkan dirinya menjadi pribadi yang mandiri dalam jangka waktu yang singkat.  Salah satu tujuan seseorang sekolah adalah agar bisa lekas bekerja mencari uang setelah lulus sekolah atau setelah lulus kuliah.  Padahal mencari uang dan hidup mandiri bisa dilakukan sesegera mungkin setelah seseorang memasuki kedewasaan pada usia kurang lebih 15 tahun (secara agama islam).  Budaya kita yang selalu menganggap usia di bawah 17 tahun atau bahkan 21 tahun sebagai anak-anak dan abg menjadikan banyak generasi muda kita belum dapat dewasa dan mandiri ketika memasuki usia 15 s/d 17 tahun.  Bahkan sebagian generasi muda ada yang belum bisa mandiri dan berpikiran dewasa ketika memasuki usia 30 tahun.  Padahal pada usia produktif itulah para remaja sudah gelisah dengan masa depannya karena sudah memiliki berbagai keinginan layaknya orang dewasa.

Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi para siswa sekolah selain berjuang sekuat tenaga belajar berwirausaha sejak dini untuk mengurangi berbagai efek buruk yang dapat terjadi akibat galau masa depan.  Para generasi muda dapat merasa galau tingkat tinggi karena tidak dapat berbuat apa-apa selain belajar mengejar nilai dan ijazah sebagai modal bekerja di perusahaan atau di institusi negara kelak.  Padahal usia remaja adalah usia seseorang memiliki berbagai keinginan dan cita-cita baik berbentuk materi maupun non materi.  Apabila seorang pelajar sudah mampu hidup mandiri tanpa menggantungkan diri pada orangtua maupun wali, maka tujuan dari sekolah telah terpenuhi dengan sendirinya.

5. Magang

Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di pasar tenaga kerja indonesia menyebabkan para pelajar pada umumnya tidak bisa ikut bergabung bekerja paruh waktu di perusahaan maupun di institusi negara.  Padahal magang sangat penting untuk mencari pengalaman bekerja sekaligus untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar untuk membantu memenuhi kebutuhan seorang pelajar maupun keluarganya.  Penghasilan seorang pelajar magang sangat penting artinya bagi pelajar yang berasal dari golongan kurang mampu.  Para pekerja magang yang berusia muda pun rata-rata dianggap sebelah mata dan tidak diberikan pekerjaan yang bermanfaat untuk masa depan oleh para seniornya.  Sejatinya jika magang dapat terlaksana dengan baik, para pelajar pun nantinya tidak perlu repot-repot mencari kerja, karena perusahaan atau institusi dapat langsung mempekerjakannya sebagai pegawai penuh tanpa harus menunggu sampai lulus.  Oleh karena itu para siswa hendaknya pro aktif dalam mencari kegiatan magang di luar jam sekolah demi kebaikan dirinya dan keluarganya.  Jika tidak bisa magang maka sebaiknya membuat kegiatan usaha bersama dengan teman-teman dengan dibimbing oleh guru atau praktisi yang berpengalaman di bidang usaha yang sama dengan usaha yang akan dijalankan.

6. Bersosialisasi

Setiap siswa pelajar harus dapat bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya.  Perlu adanya suatu wadah bagi generasi muda untuk bisa eksis di tengah masyarakat yang rata-rata telah berusia dewasa.  Dengan demikian para siswa pelajar dapat dapat ikut terlibat langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kepengurusan rt rw, kegiatan sosial, kegiatan kepemudaan, kegiatan usaha bersama, kegiatan kerja bakti, kegiatan gotong royong, kegiatan pemberdayaan masyarakat, kegiatan pendidikan pelatihan, kegiatan keagamaan, kegiatan perayaan / peringatan hari tertentu, dan lain sebagainya.  Jika para abg (generasi muda) maunya selalu dianggap sebagai anak-anak yang tidak bersedia diikut sertakan dalam kegiatan kemasyarakatan, maka jangan heran jika nanti dewasa bisa menjadi pribadi-pribadi individualis yang enggan untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dengan orang-orang yang lebih tua.

7. Membantu Keluarga

Anak yang baik adalah anak yang berbakti kepada orangtuanya.  Setiap anak harus menuruti perintah orangtuanya kecuali yang bertentangan dengan ajaran agama.  Apabila orangtua mengalami kesulitan, maka sudah seharusnya seorang anak membantu semampunya untuk membantu meringankan beban orangtuanya.  Jika orangtua lemah secara ekonomi, maka anak harus berupaya mencari penghasilan tambahan di luar jam sekolah dengan cara-cara yang baik dan bersifat mendidik.  Jika orangtua membutuhkan tenaga anak dalam mencari nafkah, maka bantulah orangtua semampunya.  Bagi keluarga tidak mampu, salah satu tujuan menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah adalah agar kelak dewasa nanti bisa membantu perekonomian keluarga.  Jika anak bisa sukses berwirausaha bersama dengan teman-temannya, maka sekolah pun dapat dilaksanakan lebih baik karena tidak lagi memiki pikiran-pikiran tentang keadaan sulitnya lagi.  Akan tetapi bagi anak-anak tertentu mungkin sukses berwirausaha malah merusak sekolahnya akibat tidak mampu membagi waktu dan pikiran.

---

Masih ada begitu banyak hal yang bisa dikerjakan oleh seorang pelajar sekolah di luar jam pelajaran sekolahnya.  Waktu adalah sesuatu yang berharga yang harus dipergunakan sebijaksana mungkin agar bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dinikmati di masa mendatang.  Ada begitu banyak pelajar yang gagal memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sehingga hanya mendatangkan sesal di kemudian hari.  Pihak sekolah bersama pemerintah seharusnya dapat menjadi pembimbing yang baik dalam rangka memberi bekal dan peluang untuk bisa maju tanpa harus menjalani proses yang sangat panjang dan melelahkan.  Bukan hanya sebagai fasilitator dalam meraih secarik kertas bertuliskan angka-angka yang tidak berarti banyak di dalam dunia nyata yang penuh dengan persaingan.  Dengan demikian para murid siswa siswi sekolah bersekolah tidak hanya untuk mendapatkan ilmu, tetapi juga untuk mempraktekkannya dalam dunia nyata di saat yang bersamaan.

Artikel Terkait :

0 Respon Pada "Cara Mengisi Waktu Luang Siswa Pelajar Sekolah Setelah Pulang Sekolah"

Posting Komentar