Kekurangan Cairan Tubuh/Dehidrasi (Gejala, Diagnosis, Jenis/Macam, Pengobatan)

Jakarta merupakan salah satu kota paling sibuk di Indonesia. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan usaha. Beragam aktifitas ada disana, dari yang mulai banyak mengeluarkan energi dan keringat sampai yang hanya duduk manis saja. Kehidupan yang super sibuk membuat pola hidup sehat banyak diabaikan, dari yang sangat sederhana dan ringan tapi sering diabaikan yaitu minum air putih.

Sangat sederhana bukan? Tapi mempunyai dampak yang sangat luar biasa untuk kesehatan kita. Kebanyakan dari kita selalu lupa untuk minum, karena kita minum jika kita sudah merasa haus atau tanggorokan sudah merasa kering. Apalagi seperti di gedung-gedung perkantoran di Jakarta yang kebanyakan menggunakan AC, sedikit banyak mempegaruhi kita untuk malas minum karena hawa AC yang dingin dan aktifitas kita yang kurang banyak bergerak dan mengeluarkan keringat.

Semua itu tanpa kita sadari telah membuat kita banyak kekurangan cairan dalam tubuh atau Dehidrasi. Tapi sekali lagi, banyak orang mengenal air sebagai jargon umum. Bahkan masih ada yang menyamakan cairan air sebagai pengganti air. Yang lebih “kejam”, sekalipun hampir sebagian orang tua mengetahui bahwa 80 persen tubuh anaknya terdiri dari air dan 80-90 persen bagian otak terdiri dari air yang digunakan sebagai media penghantar listrik, berapa banyak orang tua yang memperhatikan berapa liter air segar tanpa campuran apapun dikonsumsi anaknya selama 24 jam?

Seperti halnya tumbuhnya industri pangan, airpun tidak luput dari incaran investasi. Barangkali orang purba akan menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan melihat menusia moderen menjual air, bahkan ada yang beli pula! Air bernilai kesehatan, betul. Dan sekarang bernilai komoditi karena semua manfaat air dijadikan alat promosi industri pengolahan air minum manusia.

Dehidrasi adalah dimana tubuh kita mulai kekurangan cairan karena kurangnya asupan air ke dalam tubuh total, berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari air (dehidrasi hipetonik). Dehidrasi isotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipetonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).

Dehidrasi tidak bisa dianggap sepele, sering kali kita tidak menyadari bahwa kita telah mengalami dehidrasi. Sebelum tanda-tanda dehidrasi disadari, banyak fungsi tubuh yang meliputi sel, jaringan, dan organ yang sudah banyak terganggu. Pusing, sulit konsentrasi, lelah dan gelisah tanpa sebab, pegelinu, juga nyeri, bahkan hipertensi belum tentu penyakit. Bisa jadi, itu hanya sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan air dan bisa disembuhkan hanya dengan minum air.

Tapi kebanyakan orang menganggap sepele bahkan dengan gampangnya membeli obat yang banyak dijual di warung-warung tanpa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita. Mungkin gejala itu akan hilang, namun sifatnya hanya sementara dan tanpa kita sadari akan memperparah kerusakan organ tubuh terutama ginjal. Ketika kita kurang minum, otak akan kekurangan oksigen sehingga sulit untuk konsentrasi dan cenderung mudah emosi.

Kekurangan cairan dalam tubuh bukan hanya dikarenakan kurang minum, bisa juga disebabkan karena diare dan juga muntaber. Apabila seseorang terkena penyakit ini dan tidak dengan segera diatasi dan mendapatkan pertolongan, maka akan membahayakan jiwa orang tersebut. Karena bila seseorang terkena penyakit diare atau muntaber, dia akan banyak mengeluarkan cairan dan bisa menyebabkan dehidrasi serta kematian. Kedua penyakit tersebut termasuk penyebab kematian tertinggi di Indonesia, terutama pada anak-anak dan balita. Lalu bagaimana masyarakat Indonesia memahami tentang pentingnya manfaat air bagi tubuh?

Seorang ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Hardinsyah mengatakan,” hal ini bisa di maklumi. Banyak orang belum memahami betul manfaat air bagi tubuh, termasuk akibat yang terjadi jika kurang mengkonsumsi air”. Bersama dua rekannya yang tergabung dalam Indonesian Regional Hydration Study (THIRST), Prof Dr Ir Hardinsyah melakukan penelitian di berbagai wilayah di negeri kita.

Dari hasil penelitian 1200 sempel yang tersebar di empat lokasi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan sebanyak 46 hingga 82 dari respondennya belum mengerti pentingnya minum air yang cukup. Sebagian besar menganggap air hanya pendamping makanan. Itu karena tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, disamping itu juga di beberapa wilayah di Indonesia yang masih mengalami kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih. Padahal air sebenarnya merupakan bagian dari zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang jumlahnya harus selalu dicukupi.

Pemahaman mendasar tentang air bagi tubuh manusia, pengandaian bibir kering adalah gejala kurang air tidaklah salah, namun indikator ini bukan pertanda awal tubuh manusia kekurangan air melainkan sudah menjadi tahap akhir. Sebelum tanda-tanda kekurangan air secara fisik tampak dari luar, banyak fungsi renik tubuh yang sudah padam dan siap-siap rusak. Inilah awal dari proses penuaan, bersamaan dengan hilangnya fungsi enzim (yang di bentuk sebagian besar oleh air). “Pengkerdilan” nilai dan fungsi air dimulai dari anggapan salah, antara lain bahwa air semata-mata cairan sederhana yang melarutkan dan mensirkulasi berbagai hal dalam tubuh.

Kenyataannya, air memiliki kepentingan mempertahankan hidup (life-sustaining properties) sekaligus sebagai pemberi fungsi kehidupan. Ada kondisi disaat tubuh manusia tidak mampu mengatur pemasukan air secara efisien. Usia senja, misalnya. Persepsi rasa haus dan gangguan menelan menyebabkan tubuh kekurangan air secara kronik dan menyebabkan kematian di ambang pintu. Tidak ada satu cairanpun yang mampu menyamai air murni. Air murnilah yang dibutuhkan tubuh, karna sifatnya yang mampu melewati batasan-batasan seluler. Air murnipun tidak ‘diisi’ oleh zat lain yang membawa pengaruh bagi tubuh manusia, seperti gula, kafein, pewarna, pemanis, dan lain-lain.

Perlu kita ketahui, bahwa 75 persen dari tubuh kita (orang dewasa) terdiri dari air. Tubuh kita terdiri dari triliunan sel yang berbahan dasar air. Di dalam sel, air menempati porsi dua per tiga dari jumlah yang ada. Sementara sisanya berada di luar sel,diantaranya berupa cairan otak, cairan mata, cairan hidung, dan cairan pada saluran pencernaan. Dari beberapa kajian ilmiah, kandungan cairan dalam otak mencapai 80 persen, ginjal 82 persen, jantung 79 persen, paru-paru 80 persen, tulang 22 persen, dan darah lebih dari 90 persen.

Bila kebutuhan air baik di dalam maupun diluar sel tercukupi, maka metabolisme dalam tubuh bisa bekerja dengan baik. Air tersebut berfungsi untuk membangun sel dan mengangkut oksigen dan mendistribusikan zat nutrisi ke seluruh sel. Air yang belum diperlukan oleh sel akan dibuang bersama sisa-sisa metabolisme melalui dinding sel untuk dibersihkan di ginjal. Selanjutnya, air yang sudah disortir tersebut akan diedarkan kembali oleh darah dan diserap sel. Sisa air yang benar-benar tidak terpakai akan di buang melalui air seni dan feses.

Mekanisme dan cara kerja air yang begitu kompleks ikut mengatur suhu tubuh, menjaga agar darah tidak mengental, melindungi organ-organ terhadap guncangan, juga melumasi persendian agar tidak mudah patah. Air juga sangat penting bagi enzim-enzim di dalam tubuh dalam menjaga dan mencegah penuaan dini pada sel. Kecukupan air juga menentukan tersedianya elektrolit bagi tubuh, mencetuskan reaksi listrik yang membuat tubuh mempunyai energi untuk melangsungkan proses tumbuh kembang serta beraktivitas secara normal.

Perlu diingat, air bukanlah partikel yang berdiri sendiri sebagai motor fungsional dalam tubuh manusia. Istilah ‘terapi air’ tidak akan pernah berhasil bila tidak secara bersamaan manusia mengatur pola makanannya, pola hidupnya, dan pola pikirnya. Bentuk molekul air heksagonal yang diyakini mempunyai dampak kesehatan pun akan air menjadi molekul yang tidak heksagonal lagi begitu melalui proses panjang dari ditelan hingga bercampur dengan cairan tubuh lain (bahkan makanan lain) yang memberi situasi berlawanan.

Tubuh manusia secara utuh adalah ‘wadah pembentuk molekul air yang sangat sehat dan menyembuhkan’, apabila vibrasi seluruh sel-sel tubuh secara sinkron dilatih dan diberi nutrisi menuju proses kesembuhan yang sebenarnya. Bayangkan bila kita kurang mengkonsumsi air setiap hari, pastinya anda akan merasa tidak nyaman bukan? Begitu pentingnya kebutuhan air didalam tubuh kita, namun kadang kala kita tidak begitu memperhatikannya.

Kita minum bila rasa haus telah datang, sementara kebutuhan air dalam tubuh untuk orang dewasa adalah dua liter per hari atau setara dengan delapan gelas. Masihkah anda malas untuk minum? Rubahlah pola hidup anda dengan banyak mengkonsumsi air setiap hari, untuk mengawali kehidupan yang sehat di masa datang.

DIAGNOSIS DEHIDRASI

Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali. Namun secara umum terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Di samping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldoosteron, dan penurunan fungsi ginjal terhadap vasopresin.

Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor, dan mata cekung sering tidak jelas. Gejala klinis yang paling spesifik dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3%. Gejala klinis lainnya yang dapat membantu identifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.

Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan askila lembab, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (BJ) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosolia dan proteinuria), serta rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat : tidak menggunakan obat-obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overlood (gagal jantung kongesif, sirosis hepaptis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindromnefrotik).

Dalam dunia kedokteran, pemeriksan penunjang untuk dehidrasi adalah :
1. Kadar natrium plasma darah
2. Osmolaritas serum
3. Ureum dan kreatinin darah
4. BJ urin
5. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)

TERAPI PENGOBATAN/PENANGANAN DEHIDRASI

Terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi seseorang yang terkena dehidrasi adalah :

Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seprti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.

Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.

Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran.

Daehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.

Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :

• { xtypo_info } Definisi cairan ( liter = Cairan Badan Total [CBT] yang diinginkan – CBT saat ini

CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140

CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg)

CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) {xtypo_ info}

Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

Ramuan herbal yang bisa digunakan adalah :

Ramuan air kelapa, bahan-bahan yang diperlukan yaitu ;
- 400 ml air kelapa muda (lebih bagus kelapa ijo (hijau))
- 400 ml air matang
- 1 sdm gula batu
- seperempat sendokteh garam
Cara membuatnya yaitu dengan mencampurkan seluruh bahan-bahan tersebut diatas.
Dosis : minum sebanyak mungkin (baik untuk orang dewasa ataupun anak-anak)

MENGENALI GEJALA DEHIDRASI SESUAI DENGAN TINGKATANNYA :

1. Dehidrasi Ringan
Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.

2. Dehidrasi Sedang
Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.

3. Dehidrasi Berat
Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang, tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

Mengenali tanda-tanda awal haus (dehidrasi) :
• Merasa lelah tanpa alasan
• Merasa terbakar, wajah memerah
• Merasa mudah tersinggung dan marah tanpa alasan
• Merasa gelisah
• Merasa terkucilkan dan tidak cukup baik
• Merasa depresi
• Merasa kepala berat/sempoyongan
• Gangguan tidur, terutama orang tua
• Rasa tak sabar yang tidak jelas
• Rentang perhatian (fokus) yang amat sempit
• Pendek nafas pada orang sehat tanpa penyakit paru atau infeksi
• Mencari minuman, seperti kopi, teh, soda, dan alkohol
• Mimpi tentang laut,sungai, hal-hal yang bersumber air

Artikel Terkait :

0 Respon Pada "Kekurangan Cairan Tubuh/Dehidrasi (Gejala, Diagnosis, Jenis/Macam, Pengobatan)"

Posting Komentar