Tahapan Prioritas Dalam Kehidupan/Hidup Manusia Yang Baik dan Wajar/Normal

Manusia yang baik sebaiknya mengikuti ritme dan tujuan hidup yang berlaku secara umum di masyarakat selama masih sesuai dengan aturan yang berlaku secara norma, nilai, adat setempat, agama yang dianut, hukum yang berlaku dan lain sebagainya. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dapat menyebabkan konflik yang dapat menimbulkan penilaian buruk hingga penolakan.

Berikut ini adalah sekilas tahapan hidup manusia yang baik :

A. Anak-Anak

Sebagai anak yang baik yang hidup bergantung pada orang tua sudah barang tentu harus patuh, tunduk dan hormat pada orangtua (kecuali jahat atau tidak wajar). Jadilah anak yang bisa diandalkan dan dibanggakan orangtua. Hindari perilaku, aktivitas dan kegiatan yang tidak disukai orang tua. Bagaimanapun juga orangtua yang baik akan selalu melindungi dan memberi kasih sayang kepada anaknya. Tinggal bagaimana timbal balik kita kepada orang tua saat masih kanak-kanak dan saat remaja serta dewasa kelak.

Ketika memasuki tahap sekolah, maka belajar dengan serius, rajin, tekun dapat membuat orangtua bangga. Menambah kegiatan yang berguna akan sangat baik sekali seperti kegiatan olahraga, seni, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain. Hindari aktifitas yang buruk seperti nongkrong-nongkrong, tawuran, berantem, pacaran, main game berlebihan, berbohong, merokok, mabuk-mabukan, dan lain sebagainya. Sukses dapat dilihihat dari seberapa baik prestasi kita di sekolah dan luar sekolah serta seberapa sayang dan bangga keluarga juga masyarakat sekitar kepada kita.

B. Remaja

Masa remaja adalah masa yang menentukan masa depan. Kesalahan pada masa ini dapat menghancurkan hidup seseorang. Pada tahap remaja, kesuksesan masih dapat dilihat dari sebarapa bangga keluarga serta masyarakat kepada kita dan seberapa besar prestasi yang dicapai pada ruang lingkup akademis dan non akademis. Pendidikan adalah modal dasar untuk bisa melaju sukses di saat dewasa karena negara kita yang masih sangat menilai seseorang dari sisi prestasi akademis daripada kemampuan non akademis.

Masa remaja harus dipersiapkan dan direncanakan dengan baik mulai dari cita-cita yang hendak dicapai (harus sangat tinggi), bisnis-bisnis sampingan yang akan dijalankan, membuat keluarga yang sakinah mawahdah warohmah, hingga bagaimana menyelesaikan studi yang sedang berjalan hingga selesai. Usahakan selesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. Jika orangtua tidak mampu maka cobalah putar otak bagaimana membiayai pendidikan sendiri dan membiayai kehidupan sendiri seolah-olah kita akan mati atau hidup sengsara jika tidak bisa sukses pada bidang akademis.

Pada saat remaja harus ada gambaran pekerjaan yang nanti akan dijalani sesuai minat, bakat dan keberuntungan. Siapkan juga jalur alternatif lain jika cita-cita tersebut kandas atau berbelok 180 derajat. Jangan ragu pula untuk memulai dari bawah karena pengalaman adalah guru yang paling baik. Jadilah orang yang tegar menjalani hidup dan jangan putus asa hanya karena gagal meraih cita-cita atau putus cinta karena kegagalan adalah awal dari kesuksesan.

Masalah cinta sebaiknya jaga emosi dan latih kesabaran. Sebaiknya hindari pacaran yang serius yang menjurus ke cinta mati / cinta buta atau bahkan ke hubungan fisik terlarang yang memiliki resiko tinggi menghancurkan masa depan seseorang. Remaja yang baik bisa merencanakan kapan harus jatuh cinta dan serius menggarap cintanya. Sebaiknya mulai serius pacaran ketika telah bekerja dan bisa hidup mandiri karena akan lebih banyak pilihan jodoh atau justru akan datang dengan sendirinya kepada kita. Rencanakan dan pikirkan dengan akal sehat sebaik-baiknya masalah pacar dan jodoh.

C. Dewasa

Saat-saat dewasa sebaiknya hanya tinggal menjalankan rencara yang telah disusun rapi dengan banyak jalur alternatif. Boleh juga menyempurnakan rencana yang telah ada sehingga menjadi lebih baik lagi. Pada tahap ini juga perlu memikirkan orang tua kita yang semakin bertambah usianya atau bahkan mencapai usia lanjut. Oleh sebab itu mulailah berbakti pada orang tua dengan memberikan perhatian yang lebih baik secara finansial maupun kasih sayang ketika telah mapan dan mandiri.

Saat dewasa adalah waktunya untuk membentuk keluarga sendiri. Orang tua kita akan sangat bangga jika kita bisa menemukan jodoh yang baik dan melahirkan anak-anak yang sehat dan pintar tanpa perlu banyak campur tangan dari orang tua. Jika telah berkeluarga maka jagalah dengan baik keluarga tersebut jangan sampai rusak karena emosi dan kelakuan buruk dari kita maupun pasangan hidup kita (suami/isteri). Sukses pada tahap ini adalah ketika bisa mapan mandiri, membentuk keluarga yang bahagia dan dapat membahagiakan orangtua (ortu kandung dan mertua) kita yang telah membesarkan kita dan membimbing kita dari lahir.

Dalam hal materi ada beberapa yang harus diperhatikan dan dijadikan fokus utama. Prioritaskan materi dan aset-aset yang bersifat jangka panjang. Ketika mulai bekerja dan menghasilkan uang sendiri maka mulai berpikir, menabung, dan menganggarkan dana untuk membantu orang tua, mencari jodoh, menikah, membeli rumah atau mengontrak rumah tempat tinggal, memiliki dan membesarkan anak, perabot, dan kendaraan. Hindari membuang-buang uang untuk trend, gaya-gayaan, maniak teknologi baru, foya-foya, hobi buta, dan lain sebagainya kecuali untuk amal zakat infak sodakoh.

Di samping itu tidak kalah penting untuk membangun bisnis baik mulai dari nol maupun melanjutkan dari yang sudah ada di berbagai bisnis sebagai persiapan dalam menghadapi krisis pada profesi utama. Dengan berbisnis juga dapat mengamankan finansial kita saat tidak bekerja (penghasilan pasif). Tabunglah uang yang tersisa dalam bentuk aset atau uang riil (dinar dirham) karena uang kertas dan logam (uang kartal) sebenarnya tidak berharga tanpa jaminan bank sentral.

D. Lanjut Usia

Pada tahapan ini seharusnya telah menikmati hasil dari persiapan pralansia baik dari sisi finansial maupun dari sisi keluarga (anak dan cucu). Pada tingkatan ini sukses ditentukan dari seberapa tenang hidup anda dan keberhasilan yang dicapai anak-anak anda. Pada tahap ini sebaiknya anda menikmati hidup saja sambil sedikit memberi sumbangsih pada lingkungan masyarakat sekitar serta memberikan sedikit uluran tangan pada anak-anak sebatas memberi masukan dan saran.

Keberhasilan tidak ditentukan oleh finansial semata karena hanya dengan sukses anak menjadi orang yang menyayangi orang tua dan hidup berkecukupan maka orang tua pun akan ikut menikmati hasil dari si anak tersebut. Namun alangkah baiknya jika pada tahap ini tetap bisa mandiri secara finansial sehingga tidak merepotkan atau membebani anak sehingga anak cucu kita akan tetap 100% menghargai dan menghormati kita sebagai yang dituakan.

- Demikian pandangan pribadi ini saya sampaikan. Jika anda masukan atau tambahan silahkan beri tulis di bagian komentar.

Artikel Terkait :

0 Respon Pada "Tahapan Prioritas Dalam Kehidupan/Hidup Manusia Yang Baik dan Wajar/Normal"

Posting Komentar